Minggu, 13 Desember 2015

MAKALAH PEMBELAJARAN BTA/PPI TENTANG HAJI



        MAKALAH
PEMBELAJARAN BTA/PPI TENTANG HAJI
Diajukan sebagai Bahan Diskusi Mata Kuliah Pendidikan BTA/PPI
Pengampu:
       Disusun Oleh:
1.      Annisa Nur Alfiani
2.      Laeli Zakiatul Fitriah       
3.      Nur Sasi Aprilia              
4.      Sugeng Fitrianto


  KELAS :3-PAI C
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
2015



KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah–Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan BTA/PPI dengan tema Pembelajaran Haji di Podok. Shalawat serta salam tak lupa selalu kita curahkan kepada sang revolusioner kita nabi agung Muhammad SAW yang akan selalu kita nantikan syafa’atnya di hari akhir nanti. Amin.
Pembuatan makalah ini bersumber dari buku – buku perpustakaan dan hasil wawancara kami dengan para pemilik pondok pesantren yang terkait dengan materi yang akan disampaikan. Tujuan kami ingin memenuhi tugas namun dari makalah tersebut kami mendapatkan pengetahuan baru dan mungkin dapat kita aplikasikan dikehidupan kita dalam bermasyarakat.
Terimakasih kepada teman - teman yang telah memberi inspirasi, doa, dan dukungan demi terselesikannya  makalah Pendidikan BTA/PPI ini. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharap saran dan masukan dari para pembaca agar makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Akhir  kata  semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.


Purwokerto, 28 September 2015


Penyusun








BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Di sekolah tingkat dasar, menengah, atas, bahkan perguruan tinggi islam ada kajian pendidikan agama islam mengenai Baca Tulis Al-Quraan dan Pengamalan Praktek Ibadah, dimana siswa maupun mahasiswa dituntut untuk mengetahui teori sekaligus praktek tentang materi yang disampaikan. Dalam peningkatam mutu kualitas  mahasiswa IAIN Purwokerto harus memenuhi standar BTA/PPI yang di tetapkan oleh lembaga.
Dalam proses meningkatkan kualitas mahasiswa, Maka mahasiswa wajib melaksanakan pendidikan di pesantren selama satu tahun, dalam program ini tentunya para ustadz maupun ustadzah di berbagai pondok pesantren dalam penyampaian baik yang berupa materi maupun praktek di butuhkan metode dalam penyampainnya, karena dalam pembelajaran BTA/PPI tidak hanya tajwid, imla, tetapi juga ada berbagai praktek diantaranya Manasik Haji. Dan tentunya Bagaimana ustadz ataupun ustadzah dalam menyampaikan materi tersebut?. Maka metode yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai metode Pembelajaran Haji.
Metode Pembelajaran Haji merupakan metode yang kita teliti di Pondok Pesantren Darul Abror dan Pondok Pesantren . Apakah metode pemebelajaran Haji yang di gunakan oleh ustadz maupun ustadzah dalam pembelajaran sesuai prosedur atau tidak?.
Dalam mempraktikan Ibadah Haji apakah bisa pembelajaran bisa berjalan efektif atau tidak. Oleh karena itu, di sini akan di jelaskan bagaimana praktik Manasik Haji yang dilakukan di dua pondok yang bebrbeda tersebut.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah didalam pembahasan ini sebagai berikut :
1.      Bagaimana metode tahfidz di Pondok Pesantren
2.      Bagaimana metode tahfidz di Pondok Pesantren Darul Abror?
C.     Tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :
1.      Untuk mengetahui metode tahfidz di Pondok Pesantren.
2.      Untuk mengetahui metode tahfidz di Pondok Pesantren Darul Abror.

     BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Haji
Haji adalah menunjungi Baitullah (ka’bah) dan sekitarnya di kota Makkah untuk melaksanakan beberapa amalan ibadah seperti: tawaf, sa’iy, wukuf di Arafah dan sebagainya, pada waktu yang telah ditentukkan, guna melaksanakan perintah Allah dan meraih keridhaan-NYA.

B.     Beberapa Istilah dalam Haji
1.      Istithaa’ah
Yaitu kemampuan seseorang untuk melaksanakan ibadah haji baik dari aspek jasmani, rohani, ekonomi, maupun keamanaan dalam perjalanan.
2.      Miqat Zamani
Yaitu batas waktu pelaksanaan ibadah haji, mulai tanggal 1 syawal sampai 10 Dzulhijjah.
3.      Miqat Makani
Yaitu batas tempat dimulainya haji. Ada lima tempat yang dijadikan miqat makani yaitu:
·         Dzulhulaifah
·         Juhfah
·         Qarn al-Manazil
·         Yalamlam
·         Dzatu ‘irqin
4.      Ihram
Adalah niat mengerjakan ibadah haji. Ihram haji dilakukan di bulan haji yaitu antara tanggal 1 syawall sampai tanggal 10 Dzulhijjah dan sebelum melewati miqat.
5.      Tawaf
Adalah mengelilingi ka’bah tjuh kali putaran. Ada beberapa macam thawaf dalam ibadah haji yaitu:
·         Thawaf qudum
·         Thawaf rukun
·         Thawaf wada
6.      Sa’iy
Adalah berlari-lari kecil dari bukit shafa ke bukit marwa sebanyak tujuh kali. Diawali dari bukit shafa dan diakhiri di bukit marwa. Jarak antara keduanya adalah 394m
7.      Wuquf
Yaitu berdiam dirinya di padang Arafah mulai dari  tergelincirnya matahari tanggal 9 dzulhijjah hingga terbit fajar pada tangga 10 dzulhijjah.
8.      Mabit.
Yaitu bermalam di Muzdalifah pada tanggal 10 dzulhijjah dan bermaah di mina pada tanggal 11,12,13 dzuhijjah.
9.      Dam
Secara bahasa dam berarti darah. Adapun secara istilah Dam berarti mengalirkan darah dengan menyembelih binatang untuk memenuhu ketentuan ibadah haji.
10.  Tahallul
Menurut bahasa tahallul berasal dari kata tahalla yatahallu tahllulan yang berarti menjadi boleh atau halal. Adapun menurut istilah tahlull adalah keadaan seseorang yang telah di halalkan melalui perbuatan yang sebelumnya dilarang selam ihram.

C.     Syarat Wajib Haji
a.       Islam
b.      Baligh
c.       Berakal
d.      Merdeka
e.       Memiliki kemampuan membeli atau menyewa kendaraan yang layak bagi orang-orang yang berdomisili disuatu tempat yang jaraknya minimal 2 marhalah dari makkah dan memeiliki kemampuan mencukupi diri dan keluarganya selama pergi hingga pulang haji sementara ia memepunytai rumah yang layak dan hutang-hutangnya terlunasi.

D.    Rukun dan Wajib Haji
a.       Rukun Haji:
·         Ihram
·         Thawaf Ifaadhah
·         Sa’iy
·         Wuquf
·         Cukur
b.      Wajib Haji
·         Ihram dan Miqat
·         Melontar Jumrah ula, wustha, dan aqabah
·         Mabit di Muzdalifah dan Mina
·         Tawaf Wada





















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka memeperoleh data dan informasi dalam  penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan yaitu:
1.      Metode interview
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan wawancara. Interview yang kami lakukam bersifat bebas tetapi terkoodinir artinya yang akan diajukan sudah disusun secara lengkap meskipun pelaksanaanya tidak terikat oleh daftar pertanyaan yang tersusun.
2.      Metode Observasi
MeTode Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatn dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

B.     Laporan Hasil Penelitian
Berikut hasil observasi yang kami dapatkan dalam wawancara kami adalah:
1.      Observasi di Pondok Pesantren Darul Abror
Menurut penelitian yang kami dapatkan dalam wawancara kami dengan Ustadz Kholil Mustofa didapatkan beberapa strategi  dalam melakukan pembelajaran haji:
·         Pembelajaran dilakukan dengan teori
Yaitu pada setiap malam bada maghrib dilakukan pembelajaran BTA/PPI khusunya untuk pembelajaran haji. Pembelajaran ini dilakukan oleh para ustadz/ustadzah dipondok tersebut. Diharapkan agar para santri bisa paham.
·         Pembelajaran dilakukan dengan praktik
Praktik ini hanya dilakukan setahun sekali. Manasik haji ini diikuti antusias oleh para santri. Diharapkan agar santri bisa lebih paham, bisa merasakan, manasik ini dilakukan seperti sebagaimana aslinya. Seperti adanya ka’bah. Lempar jumrah dll. Manasik haji dilakukan di sekitar pondok tersebut. Pakaian untuk melaksanakan manasik haji ini masih dapat di bilang sangat sederhana hanya menggunakan atasan mukenah berwarna putih untuk santri putri dan baju koko berwarna putih untuk santri putra. Praktek manasik haji ini juga merupakan salah satu syarat mendapatkan surat rekomendasi dari pondok untuk mengikuti ujian BTA/PPI yang diadakan oleh IAIN PURWOKERTO. Oleh karena itu, jika ada santri putra ataupun pputri yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan manasik haji tersebut maka santri tersebut tidak akan mendapatkan surat rekomendasi dari pondok untuk mengikuti ujian BTA/PPI yang diadakan oleh IAIN PURWOKERTO. Peraturan tersebut di
2.      Observasi di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Pembelajaran praktek pengamalan ibadah tentang haji di pondokn pesantren ini hanya dilakukan secara teoritis saja, dalam arti belum dapat terealisasikan untuk melaksanakan praktek manasik haji seperti di pondok sebelumnya.
3.       Analisis  
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan di dua Pondok Pesantren tentang metode Pembelajaran Haji dalam penerapanBTA/PPI, bahwa ustadz dan ustadzah pondok tersebut dalam menerapkan metode Pembelajaran Haji kepada santri maupun santriwati sesuai dengan metode Pembelajaran Haji pada umumnya misalnya: dengan teori yang dilakukan setiap malam Bada Maghrib, dan dilakukan Mnasik Haji agar santiwan santriwati dapat lebih jelas dalam memahaminya.
Dengan penerapan hal tersebut diharapkan para santri bisa memahami lewat teori dan dapat lebih jelas dan paham dalam praktiknya.
4.      Berikut dokumen foto  yang kami dapatkan:



[i]



[i] wawancara kami dengan ustadz Kolil Mustofa Mengenai Pembelajaran Haji/ Manasik Haji yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Abror.

MATERI, MEDIA, DAN SUMBER PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN



MATERI, MEDIA, DAN SUMBER PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN


TUGAS TERSTRUKTUR
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengamampu: Dr. Suparjo, M.A.

Disusun oleh:
Nur Sasi Aprilia          (1423301106)

KELAS 3 PAI C


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena itu, tugas yang diemban oleh guru atau pembelajar adalah mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah atau bahkan secara kreatif dan inovatif mampu menggunakan alat yang murah dan efisien untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Kenyataannya di atas menuntut guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai perancang maupun pengelola pembelajaran untuk memiliki ketrampilan dalam menyusun rencana pengajaran maupun melakukan interaksi dengan anak didik, mengelola kelas, menggunakan sumber belajar termasuk didalamnya menggunakan media pembelajaran. Untuk itu guru yang profesional memerlukan pemahaman mengenai ilmu yang mendasari profesinya

2.      Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan materi pembelajaran dan pendidikan?
2.    Apa saja jenis-jenis materi pendidikan  dan pembelajaran?
3.    Apa yang dimaksud media pembelajaran dan pendidikan?
4.    Apa saja macam-macam media pendidikan dalam pembelajaran?
5.    Apa yang dimaksud sumber pembelajaran dan pendidikan?
6.    Apa fungsi sumber pembelajaran dan pendidikan?

3.      Tujuan
1.      Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan materi pembelajaran dan pendidikan.
2.      Dapat mengetahui apa saja jenis-jenis materi pendidikan  dan pembelajaran
3.      Dapat mengetahui apa yang dimaksud media pembelajaran dan pendidikan
4.      Dapat mengetahui apa saja macam-macam media pendidikan dalam pembelajaran
5.      Dapat mengetahui apa yang dimaksud sumber pembelajaran dan pendidikan.
6.      Dapat mengetahui apa fungsi sumber pembelajaran dan pendidikan
























BAB II
PEMBAHASAN

1.      Materi Pembelajaran dan Pendidikan
b)      Pengertian
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,serta tercapainya indikator.
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.

c)      Jenis-Jenis Materi Pendidikan / Pembelajaran
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1.      Fakta
Adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh: dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan PanduannPengembangannMateriiPembelajaraniIndonesia. 
2.      Konsep
Adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial adalah suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat (Horton & Hunt 1987: 191), dsb.
3.      Prinsip
Adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh: Perilaku menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau norma yang dapat ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu mengikat serta mengendalikan masyarakat (Emile Durkhaim,i1897),idsb.
4.      Prosedur
Merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik penelitian sosial, dsb.
5.      Sikap atau Nilai
Merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.

d)     Prinsip-PrinsipiPengembanganiMateri
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah:
1)      Relevansilataulkesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Contoh: kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ” Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat” (Sosiologi kelas XI semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang berbagai fenomena sosial yang mengarah pada timbulnya konflik sosial” (materi konsep), bukan ”langkah-langkah mengantisipasi dan menanggulangi konflik
l(materilprosedur).
2)      Konsistensilataulkeajegan. 
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Contoh: kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial (Sosiologi Kelas X semester 2), maka materi yang diajarkan juga harus meliputi perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti
lsosial. 
3)      Adequacylataulkecukupan. 
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).[1]

e)      CakupanlMateriiPembelajaran/Pendidikan
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikanlbeberapalaspeklberikut:  
1)      Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalamanlmaterinya.
2)      Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harusldipelajarilolehlpesertaldidik.
3)      Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan.
Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:
·         Penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi
·         Rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan
·         Penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi.

f)       SumberlMaterilPembelajaran/Pendidikan
Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan untuk
mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu padasetiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Beberapa jenis sumber materi belajar antara lain:
Buku, Laporan hasil penelitian, Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah), Majalah ilmiah, Kajian pakar bidang studi Karya professional, Buku kurikulum, Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan, Situs-situs internet, Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb), Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi), Narasumber (orang/manusia)

2.      Media Pembelajaran dan Pendidikan
a.       Pengertian
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu preses belajar mengajar.Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan audio-visual.
c.       Macam-Macam Media Pendidikan dalam Pembelajaran
Pada era teknologi yang semakin maju ini, media pendidikan juga semakin berkembang. Sehingga dapat diklasifikasikan dari jenisnya, daya liputnya dan dari bahan serta cara pembuatannya, seperti pada pembahasan berikut ini:
                                 i.      Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a)       Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan  mendengar suara saja. Misalnya: radio, cassete recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli (tuna rungu) atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b)       Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Misalnya media visual yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan dan cetakan. Dan media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun. Media ini tidak cocok untuk tuna netra atau orang buta. Levie dan Lentz (mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
·         Fungsi atensi 
merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
·         Fungsi afektif 
media dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Sehingga dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
·         Fungsi kognitif 
media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
·         Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
c)       Media audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi ke dalam:
·         Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan cetak suara.
·         Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassete.
·         Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti film video-cassete.
·          Audiovisual tidak murni, yaitu media yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.
                               ii.      Dilihat dari daya liputnya, media dibagi dalam:
a.       Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat enjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio dan televisi.
b.      Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus deperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
c.       Media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Yang termasuk dalam media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
                             iii.      Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam:
a)      Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b)      Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaannya memerlukan ketrampilan yang memadai.[2]
d.             Tujuan menggunakan media pembelajaran :
Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
·         Mempermudah proses belajar-mengajar
·         Meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
·         Menjaga relevansi dengan tujuan belajar
·         Membantu konsentrasi mahasiswa
·         Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
·         Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
·         Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
·         Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa[3]



3.      Sumber Pembelajaran dan Pendidikan
a)      Pengertian
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari.
b)      Fungsi Sumber Pembelajaran dan Pendidikan
Sumber belajar juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembelajaran.Jika media pembelajaran hanya media untuk menyampaikan pesan, tetapi sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tersebut. Sumber belajar juga memiliki strategi, metode, dan tekniknya. Rusman (2008) menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan sumber belajar dalam memecahkan permasalahan pembelajaran terdapat beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan pedoman, yakni:
·         apa masalah pembelajaran yang dihadapi?
·         bagaimana sumber belajar dapat membantunya?
·         bagaimana sumber belajar itu dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru?
·         berapa lama dipakai?
·         apa alat/sarana yang diperlukan dalam penggunaannya?
·         bagaimana dapat ditentukan mutunya?
·         apakah sumber belajar dapat diganti?
·         bagaimana cara memerolehnya?
Secara umum sumber belajar memiliki fungsi:
1.      Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: 
a)      mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan 
b)      mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2.      Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
a)      mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
b)      memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan 
kemampuannnya
3.      Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
a)      perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis
b)      pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4.      Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
a)      meningkatkan kemampuan sumber belajar.
b)      penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5.      Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: 
a)      mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; 
b)      memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6.      Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan 
informasi yang mampu menembus batas geografis
.
c)      Jenis Sumber Pembelajaran dan Pendidikan
AECT (Association for Education and CommunicationTechnology) membedakan enam jenis sumber belajar, yaitu:
1.      Pesan (message)
yakni sumber belajar yang meliputi pesan formal dan nonformal. Pesan formal yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran, yang disampaikan baik secara lisan maupun berbentuk dokumen, seperti peraturan pemerintah, kurikulum, silabus, bahan pelajaran, dan sebagainya. Pesan nonformal yakni pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, seperti cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya. 
2.      Orang (People)
yakni orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya setiap orang bisa berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi dua kelompok, yakni (a) orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional, seperti guru, instruktur, konselor, widyaiswara, dan lain-lain; dan (b) orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet, pengacara, arsitek, dan sebagainya.
3.      Bahan (Materials)
yakni suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga, transparansi, film, 
slides, dan sebagainya.
4.      Alat (Device)
yakni benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran, seperti komputer, radio, televisi, VCD/DVD, dan sebagainya. 
5.      Teknik (Technic)
yakni cara atau prosedur yang diguakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan, dan sejenisnya.
6.      Latar (Setting)
yakni lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang ataupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya[4]




BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada unsur yang amat penting yaitu media, materi, dan sumber pembelajaran. Pemilihan media, materti, dan sumber pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media, materi, dan sumber  pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton, siswa tidak hanya diajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa dapat melihat kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.






















DAFTAR PUSTAKA

Prof.H.M. Arifin, M.Ed, 2003, Ilmu Pendidkan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Dr. Moh. Roqib, M.Ag, 2009, Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta:LkiS
Diakses dari internet, http://www.staff.uny.ac.id,diunduh tanggal 28 September 2015 pukul 15.43
Diakses dari internet, http:// eprints.uny.ac.id, diunduh tanggal 28 September 2015 pukul 15.55


[1] Prof.H.M. Arifin, M.Ed, Ilmu Pendidkan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,2003, hlm.136-140
[2] Dr. Moh. Roqib, M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta:LKiS,2009, hlm.69-73
[3] Diakses dari internet, http:// eprints.uny.ac.id, diunduh tanggal 28 September 2015 pukul 15.55
[4] Diakses dari internet, http://www.staff.uny.ac.id,diunduh tanggal 28 september 2015 pukul 15.43