MAKALAH
PEMBELAJARAN
BTA/PPI TENTANG HAJI
Diajukan sebagai Bahan Diskusi Mata Kuliah Pendidikan BTA/PPI
Pengampu:
Disusun Oleh:
1.
Annisa Nur Alfiani
2.
Laeli Zakiatul Fitriah
3.
Nur Sasi Aprilia
4.
Sugeng Fitrianto
KELAS :3-PAI C
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah–Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Pendidikan BTA/PPI dengan tema Pembelajaran Haji di Podok. Shalawat
serta salam tak lupa selalu kita curahkan kepada sang revolusioner kita nabi
agung Muhammad SAW yang akan selalu kita nantikan syafa’atnya di hari akhir
nanti. Amin.
Pembuatan
makalah ini bersumber dari buku – buku perpustakaan dan hasil wawancara kami
dengan para pemilik pondok pesantren yang terkait dengan materi yang akan
disampaikan. Tujuan kami ingin memenuhi tugas namun dari makalah tersebut kami
mendapatkan pengetahuan baru dan mungkin dapat kita aplikasikan dikehidupan
kita dalam bermasyarakat.
Terimakasih
kepada teman - teman yang telah memberi inspirasi, doa, dan dukungan demi
terselesikannya makalah Pendidikan
BTA/PPI ini. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharap saran dan masukan dari para pembaca agar makalah ini
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata
semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Purwokerto,
28 September 2015
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Di sekolah tingkat dasar, menengah, atas, bahkan
perguruan tinggi islam ada kajian pendidikan agama islam mengenai Baca Tulis
Al-Quraan dan Pengamalan Praktek Ibadah, dimana siswa maupun mahasiswa dituntut
untuk mengetahui teori sekaligus praktek tentang materi yang disampaikan. Dalam
peningkatam mutu kualitas mahasiswa IAIN
Purwokerto harus memenuhi standar BTA/PPI yang di tetapkan oleh lembaga.
Dalam proses meningkatkan kualitas mahasiswa, Maka mahasiswa
wajib melaksanakan pendidikan di pesantren selama satu tahun, dalam program ini
tentunya para ustadz maupun ustadzah di berbagai pondok pesantren dalam penyampaian
baik yang berupa materi maupun praktek di butuhkan metode dalam penyampainnya,
karena dalam pembelajaran BTA/PPI tidak hanya tajwid, imla, tetapi juga ada
berbagai praktek diantaranya Manasik Haji. Dan tentunya Bagaimana ustadz
ataupun ustadzah dalam menyampaikan materi tersebut?. Maka metode yang akan
dibahas pada makalah ini adalah mengenai metode Pembelajaran Haji.
Metode Pembelajaran Haji merupakan metode yang kita
teliti di Pondok Pesantren Darul Abror dan Pondok Pesantren . Apakah metode
pemebelajaran Haji yang di gunakan oleh ustadz maupun ustadzah dalam
pembelajaran sesuai prosedur atau tidak?.
Dalam
mempraktikan Ibadah Haji apakah bisa pembelajaran bisa berjalan efektif atau
tidak. Oleh karena itu, di sini akan di jelaskan bagaimana praktik Manasik Haji
yang dilakukan di dua pondok yang bebrbeda tersebut.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah didalam pembahasan ini sebagai berikut :
1. Bagaimana
metode tahfidz di Pondok Pesantren
2. Bagaimana
metode tahfidz di Pondok Pesantren Darul Abror?
C. Tujuan
dari rumusan masalah diatas adalah :
1. Untuk
mengetahui metode tahfidz di Pondok Pesantren.
2. Untuk
mengetahui metode tahfidz di Pondok Pesantren Darul Abror.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Haji
Haji adalah
menunjungi Baitullah (ka’bah) dan
sekitarnya di kota Makkah untuk melaksanakan beberapa amalan ibadah seperti:
tawaf, sa’iy, wukuf di Arafah dan sebagainya, pada waktu yang telah
ditentukkan, guna melaksanakan perintah Allah dan meraih keridhaan-NYA.
B.
Beberapa Istilah dalam Haji
1.
Istithaa’ah
Yaitu kemampuan seseorang untuk melaksanakan ibadah
haji baik dari aspek jasmani, rohani, ekonomi, maupun keamanaan dalam
perjalanan.
2.
Miqat Zamani
Yaitu batas waktu pelaksanaan ibadah haji, mulai
tanggal 1 syawal sampai 10 Dzulhijjah.
3.
Miqat Makani
Yaitu batas tempat dimulainya haji. Ada lima tempat
yang dijadikan miqat makani yaitu:
·
Dzulhulaifah
·
Juhfah
·
Qarn al-Manazil
·
Yalamlam
·
Dzatu ‘irqin
4.
Ihram
Adalah niat mengerjakan ibadah haji. Ihram haji
dilakukan di bulan haji yaitu antara tanggal 1 syawall sampai tanggal 10
Dzulhijjah dan sebelum melewati miqat.
5.
Tawaf
Adalah mengelilingi ka’bah tjuh kali putaran. Ada
beberapa macam thawaf dalam ibadah haji yaitu:
·
Thawaf qudum
·
Thawaf rukun
·
Thawaf wada
6.
Sa’iy
Adalah berlari-lari kecil dari bukit shafa ke bukit
marwa sebanyak tujuh kali. Diawali dari bukit shafa dan diakhiri di bukit
marwa. Jarak antara keduanya adalah 394m
7.
Wuquf
Yaitu berdiam dirinya di padang Arafah mulai
dari tergelincirnya matahari tanggal 9
dzulhijjah hingga terbit fajar pada tangga 10 dzulhijjah.
8.
Mabit.
Yaitu bermalam di Muzdalifah pada tanggal 10
dzulhijjah dan bermaah di mina pada tanggal 11,12,13 dzuhijjah.
9.
Dam
Secara bahasa dam berarti darah. Adapun secara
istilah Dam berarti mengalirkan darah dengan menyembelih binatang untuk
memenuhu ketentuan ibadah haji.
10. Tahallul
Menurut bahasa tahallul berasal dari kata tahalla
yatahallu tahllulan yang berarti menjadi boleh atau halal. Adapun menurut
istilah tahlull adalah keadaan seseorang yang telah di halalkan melalui
perbuatan yang sebelumnya dilarang selam ihram.
C.
Syarat Wajib Haji
a.
Islam
b.
Baligh
c.
Berakal
d.
Merdeka
e.
Memiliki kemampuan membeli atau menyewa kendaraan yang layak bagi
orang-orang yang berdomisili disuatu tempat yang jaraknya minimal 2 marhalah
dari makkah dan memeiliki kemampuan mencukupi diri dan keluarganya selama pergi
hingga pulang haji sementara ia memepunytai rumah yang layak dan
hutang-hutangnya terlunasi.
D.
Rukun dan Wajib Haji
a.
Rukun Haji:
·
Ihram
·
Thawaf Ifaadhah
·
Sa’iy
·
Wuquf
·
Cukur
b.
Wajib Haji
·
Ihram dan Miqat
·
Melontar Jumrah ula, wustha, dan aqabah
·
Mabit di Muzdalifah dan Mina
·
Tawaf Wada
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka
memeperoleh data dan informasi dalam
penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan yaitu:
1.
Metode interview
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan wawancara. Interview
yang kami lakukam bersifat bebas tetapi terkoodinir artinya yang akan diajukan
sudah disusun secara lengkap meskipun pelaksanaanya tidak terikat oleh daftar
pertanyaan yang tersusun.
2.
Metode Observasi
MeTode Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatn dengan sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
B.
Laporan Hasil Penelitian
Berikut hasil observasi yang kami dapatkan dalam
wawancara kami adalah:
1.
Observasi di Pondok Pesantren Darul Abror
Menurut penelitian yang kami dapatkan dalam wawancara kami dengan Ustadz
Kholil Mustofa didapatkan beberapa strategi
dalam melakukan pembelajaran haji:
·
Pembelajaran dilakukan dengan teori
Yaitu pada setiap malam bada maghrib dilakukan pembelajaran BTA/PPI
khusunya untuk pembelajaran haji. Pembelajaran ini dilakukan oleh para
ustadz/ustadzah dipondok tersebut. Diharapkan agar para santri bisa paham.
·
Pembelajaran dilakukan dengan praktik
Praktik ini hanya dilakukan setahun sekali. Manasik haji ini diikuti
antusias oleh para santri. Diharapkan agar santri bisa lebih paham, bisa merasakan, manasik ini dilakukan seperti
sebagaimana aslinya. Seperti adanya ka’bah. Lempar jumrah dll. Manasik haji
dilakukan di sekitar pondok tersebut. Pakaian untuk melaksanakan manasik haji ini masih
dapat di bilang sangat sederhana hanya menggunakan atasan mukenah berwarna
putih untuk santri putri dan baju koko berwarna putih untuk santri putra. Praktek
manasik haji ini juga merupakan salah satu syarat mendapatkan surat rekomendasi
dari pondok untuk mengikuti ujian BTA/PPI yang diadakan oleh IAIN PURWOKERTO. Oleh
karena itu, jika ada santri putra ataupun pputri yang tidak ikut berpartisipasi
dalam kegiatan manasik haji tersebut maka santri tersebut tidak akan
mendapatkan surat rekomendasi dari pondok untuk mengikuti ujian BTA/PPI yang
diadakan oleh IAIN PURWOKERTO. Peraturan tersebut di
2.
Observasi di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Pembelajaran praktek pengamalan ibadah tentang haji
di pondokn pesantren ini hanya dilakukan secara teoritis saja, dalam arti belum
dapat terealisasikan untuk melaksanakan praktek manasik haji seperti di pondok
sebelumnya.
3.
Analisis
Berdasarkan
hasil penelitian yang kami lakukan di dua Pondok Pesantren tentang metode
Pembelajaran Haji dalam penerapanBTA/PPI, bahwa ustadz dan ustadzah pondok
tersebut dalam menerapkan metode Pembelajaran Haji kepada santri maupun santriwati
sesuai dengan metode Pembelajaran Haji pada umumnya misalnya: dengan teori yang
dilakukan setiap malam Bada Maghrib, dan dilakukan Mnasik Haji agar santiwan
santriwati dapat lebih jelas dalam memahaminya.
Dengan penerapan hal tersebut
diharapkan para santri bisa memahami lewat teori dan dapat lebih jelas dan
paham dalam praktiknya.
4.
Berikut
dokumen foto yang kami dapatkan:
[i] wawancara kami dengan ustadz Kolil Mustofa Mengenai
Pembelajaran Haji/ Manasik Haji yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Abror.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar